Kisah Wong Fei Hung (Muslim yang tersembunyi)
Selama ini kita hanya mengenal Wong Fei Hung sebagai jagoan Kung fu
dalam film Once Upon A Time in China. Dalam film itu, karakter Wong Fei
Hung diperankan oleh aktor terkenal Hong Kong, Jet Li. Namun siapakah
sebenarnya Wong Fei Hung?
KISAH RABIATUL ADAWIAH (Bagian Kedua-Habis)
Suatu masa Rabi’atul-Adawiyyah berpuasa selama lapan hari. Pada hari
terakhir, beliau merasa lapar sedikit. Datang seorang hamba Allah
membawa minuman yang manis dalam sebuah cawan. Rabi’atul-Adawiyyah ambil
minuman itu dan meletakkannya di atas lantai di satu penjuru rumahnya
itu. Beliau pun pergi hendak memasang lampu. Datang seekor kucing lalu
menumpahkan minuman dalam cawan itu. Melihat itu, terfikirlah
Rabi’atul-Adawiyyah hendak minum air sahaja malam itu.
KISAH RABI'AH AL ADAWIAH (Bagian Pertama)
Rabia’atul-Adawiyyah adalah orang miskin. Hinggakan dalam rumah
mereka tidak ada minyak untuk memasang lampu dan tidak ada kain untuk
membalut badan beliau. Beliau ialah anak yang keempat. Ibunya menyuruh
ayahnya meminjam minyak dari jiran. tetapi bapa beliau telah membuat
keputusan tidak akan meminta kepada sesiapa kecuali kepada Allah. Bapa
itu pun pergilah berpura-pura ke rumah jiran dan perlahan-lahan mengetuk
pintu rumah itu agar tidak didengar oleh orang dalam rumah itu.
Kemudian dia pun pulang dengan tangan kosong. Katanya orang dalam rumah
itu tidak mahu membuka pintu. Pada malam itu si bapa bermimpi yang ia bertemu dengan Nabi. Nabi berkata kepadanya,
KHUTBAH RASULULLAH SAW MENYAMBUT BULAN RAMADHAN
“Wahai manusia! Sungguh telah datang
kepada kalian bulan Allah dengan membawa berkah, rahmat dan maghfirah.
Bulan yang paling mulia di sisi Allah. Hari-harinya hari-hari yang
utama, malam-malamnya malam-malam yang paling utama, dan saat-saatnya
saat-saat yang paling utama.
PEDANG RASULULLAH SAW
Ini adalah pedang-pedang yang pernah dipakai oleh Nabi Muhammad SAW
semasa hidupnya untuk berdakwah, jumlah total pedang yang pernah
digunakan ada 9 buah.
MANAQIB KANJENG SUNAN GRESIK MAULANA MALIK IBRAHIM
Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim (w. 1419 M/882 H) adalah nama
salah seorang Walisongo, yang dianggap yang pertama kali menyebarkan
agama Islam di tanah Jawa. Ia dimakamkan di desa Gapura, kota Gresik,
Jawa Timur.
SEJARAH MUSIK DAN SASTRA DALAM ISLAM
Seni telah lama berkembang. Bidang ini juga menjadi bagian dalam
perkembangan peradaban Islam. Salah satunya adalah penulisan sastra.
Banyak sastrawan bermunculan dengan berbagai karya mereka. Di sisi lain,
seni musik pun mendapatkan ruang dan para musisi diberi kesempatan
untuk mengembangkan potensinya. Sastra mulai berkembang saat pemerintahan Dinasti Abbasiyah.
Puncaknya, termasuk dalam perdagangan, terjadi pada masa kepemimpinan
Khalifah Harun Al Rasyid dan putranya, Al Ma’mun. Para sastrawan masa
itu banyak melahirkan karya besar. Bahkan, mereka juga memberikan
pengaruh besar terhadap perkembangan sastra pada masa pencerahan di
Eropa.
Kalki Avatar; Sang Juru Selamat
Avatar adalah
bentuk bahasa Urdu yang berarti Nabi atau utusan (Rasul). Dalam kamus
“The Grolier International Dictionary” Avatar didefinisikan sebagai
berikut:
The Descent to earth of a deity in human or animal form. Used for the generic term for the incarnation of Vishnu. (halaman 90-91)
Manaqib Pangeran Papak alias Raden Wangsa Muhammad
Raden Wangsa Muhammad hidup dipertengahan abad ke-19 M. Dikenal
dengan nama Pangeran Papak atau Sunan Papak. Beberapa ratus tahun yang
lalu di Kampung Cicunuk hidup seorang kiyai bernama Raden Muhammad Juari
dari keluarga keturunan bangsawan Balubur Limbangan.
Ia menikah dengan Nyi Raden Siti Injang dan berputera 7 orang, salah
satunya (bungsu) bernama Raden Wangsa Muhammad. Putera yang inilah
kelak menjadi seorang kiyai mengikuti jejak ayahnya.
NASIHAT RASULULLAH KEPADA SAYYIDATUNA FATHIMAH AL BATUL R.A
Hingga kini, dunia masih terus mengenangnya. Tidak sedikit tetes air
mata mengalir tatkala mengingat kebesarannya. Malu rasanya
membandingkannya dengan keadaan kita saat ini. Rasa haru seketika
menyeruak kalau membaca kembali kisah-kisah perjuangannya; ketika dengan
penuh kasih sayang ia mengusap darah suaminya seusai perang dan
merawatnya dengan penuh perhatian; saat ia mengambil air sendiri dengan
berjalan jauh hingga membekas di dadanya; begitu beraninya ia menginap
di rumah Rasulullah SAW sementara ‘Ali r.a suaminya, menggantikan tempat tidur Rasulullah SAW saat orang-orang kafir Quraisy mengepung.
BAHAYA DAGING BABI BAGI KESEHATAN
Babi
adalah hewan yang sangat kotor karena biasanya memakan segala sesuatu
yang diberikan kepadanya dari mulai bangkai, kotorannya sendiri sampai
kotoran manusia. Secara psikis babi memiliki tabiat yang malas, tidak
menyukai matahari, sangat suka makan dan tidur, memiliki sifat tamak,
dan tidak memiliki kehendak dan daya juang, bahkan untuk membela diri
sekalipun.
Secara fisik babi banyak menyimpan bibit penyakit. Babi dianggap hewan yang sama sekali tidak layak untuk dikonsumsi. Di antara parasit-parasit itu adalah sebagai berikut:
Biografi Sayyidina Umar bin Khattab r.a
Sayyidina Umar Ibn Al Khattab
adalah khalifah kedua, dan mungkin terbesar dari semua khalifah Islam.
Dia sejaman namun lebih berusia muda ketimbang Nabi Muhammad. Dan
seperti juga Nabi Muhammad, dia kelahiran Mekkah. Tahun kelahirannya
tidak diketahui, tetapi menurut taksiran tahun-586.Asal-muasalnya `Umar Ibn al-Khattab
merupakan musuh yang paling ganas dan beringas, menentang Nabi Muhammad
dan Agama Islam habis-habisan. Tetapi, mendadak dia memeluk agama baru
itu dan berbalik menjadi pendukung gigih. (Ini ada persamaannya yang
menarik dengan ihwal St. Paul terhadap Kristen). `Umar Ibn al-Khattab
selanjutnya menjadi penasihat terdekat Nabi Muhammad dan begitulah
dilakukannya sepanjang umur Nabi Muhammad SAW.
Biografi Imam Ali bin Abi Thalib k.w
Beliau adalah Ali bin Abi Thalib r.a yang bergelar Amirul Mukminin dan memiliki nama panggilan Abal Hasan dan Abu Turab. Ayahnya bernama Abu Thalib (Paman Rasululullah SAW) dan ibunya bernama Fatimah binti Asad. Beliau dilahirkan di kota Mekkah, Jum’at 13 Rajab. Beliau wafat pada usia 63 tahun bersamaan pada Malam Jum’ at, 21 Ramadhan 40 H. Kematian beliau disebabkan oleh tikaman Abdurrahman ibnu Muljam sewaktu sedang melaksanakan sholat subuh. Beliau dimakamkan di kota Najaf Asy Syarif. Beliau memiliki anak sebanyak 36 yang diantaranya :
SIFAT FISIK DAN AKHLAQ RASULULLAH SAW
Bentuk tubuh Rasulullah SAW
Al Hasan bin Ali bin Abi Thalib r.a yang pernah hidup bersama Rasulullah SAW, berkata :
“Saya bertanya kepada paman saya, Hind bin Abi Halah -yang selalu
berbicara tentang Nabi yang mulia- untuk menceritakan kepada saya
berkenaan dengan Nabi, agar kecintaan saya bertambah. Ia berkata, ‘Nabi
Allah sangat berwibawa dan sangat dihormati. Wajahnya bersinar seperti
purnama. Ia lebih tinggi dari orang-orang pendek dan lebih pendek dari
orang-orang jangkung. Kepalanya agak besar dengan rambut yang ikal. Bila
rambutnya itu bisa disisir, ia pasti menyisir rambutnya. Kalau
rambutnya tumbuh panjang, ia tak akan membiarkannya melewati daun
telinga. Kulit wajahnya putih dengan dahi yang lebar. Kedua alisnya
panjang dan lebat, tapi tidak bertemu. Di antara kedua alisnya, ada pembuluh
darah melintang yang tampak jelas ketika beliau marah. Ada seberkas
cahaya yang menyapu tubuhnya dari bawah ke atas, seakan-akan mengangkat
tubuhnya. Jika orang berjumpa dengannya dan tidak melihat cahaya itu,
orang mungkin menduga ia mengangkat kepalanya karena sombong. Janggutnya
pendek dan tebal; pipinya halus dan lebar. Mulutnya lebar dengan
gigi-gigi yang jarang dan bersih. Di atas dadanya ada bulu yang sangat
halus; lehernya seperti batang perak murni yang indah. Tubuhnya serasi
(semua anggota tubuhnya sangat serasi dengan ukuran anggota tubuh yang
lain). Perut dan dadanya sejajar. Bahunya lebar, sendi-sendi anggota
badannya gempal. Dadanya bidang. Bagian tubuhnya yang tidak tertutup
pakaian bersinar terang. Segaris bulu yang tipis memanjang dari dada ke
pusarnya. Di luar itu, dada dan perutnya tidak berbulu sama sekali.
Lengan, bahu dan pundaknya berbulu. Lengannya panjang dan telapak
tangannya lebar. Tangan dan kakinya tebal dan kekar. Jari-jemarinya
panjang. Pertengahan telapak kakinya melengkung, tidak menyentuh tanah,
air tidak membasahinya. Ketika berjalan ia mengangkat kakinya dari tanah
dengan dada yang dibusungkan. Langkah-langkahnya lembut. Ia berjalan
cepat seakan-akan menuruni bukit. Bila berhadapan dengan seseorang, Ia
hadapkan seluruh tubuhnya, bukan hanya kepalanya. Matanya selalu
merunduk. Pandangannya ke arah bumi lebih lama daripada pandangannya ke
langit. Sesekali ia memandang dengan pandangan sekilas. Ia selalu
menjadi orang pertama yang mengucapkan salam kepada orang yang
ditemuinya di jalan.”
KEUTAMAAN BERSHALAWAT KEPADA RASULULLAH SAW
Sufyan Ats Tsauri bercerita, ” Aku melihat seorang lelaki, ia tidak
mengangkat atau meletakkan kakinya kecuali bersholawat kepada Nabi
Muhammad SAW. Aku bertanya kepadanya, Hai pemuda, mengapa engkau
tinggalkan tasbih dan tahlil dan hanya bersholawat kepada Nabi Muhammad
SAW ? ”
” Aku adalah Sufyan Ats Tsauri. ”
” Kalau kamu bukan orang yang asing di zamanmu, aku tak akan membuat rahasiaku, ucap sang pemuda. ia lalu mulai bercerita.
” Suatu hari aku bersama ayahku pergi haji ke baitullah al haram. Dalam perjalanan ayahku sakit dan meninggal dunia. Kulihat muka ayahku berubah hitam. Lalu kututup wajahnya dengan kain. Ketika menunggu mayatnya, aku sangat mengantuk sehingga aku tertidur. Dalam tidurku aku melihat seorang yang sangat tampan. Belum pernah aku melihat pria setampan dia, berpakaian sebersih pakaiannya. dan berbau seharum tubuhnya. Ia berjalan mendekati ayahku, menyingkap kain yang menutupi wajahnya, kemudian mengusapkan tangannya kewajah ayahku. Wajah yang semula hitam segera berubah menjadi putih. Setelah itu ia berbalik hendak pergi. Aku lali memegang bajunya dan bertanya, ” Siapakah kamu sebenarnya, semoga Allah merahmatimu ? ” Kedatanganmu sungguh merupakan karunia Allah bagiku.
Tidakkah kamu mengenal aku. Aku adalah Muhammad bin Abdillah,
kepadaku Quran telah diturunkan. Sesungguhnya ayahmu menyia – nyiakan
dirinya. Namun, ia banyak bersholawat kepadaku. Ketika mengalami apa
yang sedang ia alami, ia meminta tolong kepadaku, sedangkan aku adalah
penolong bagi orang – orang yang banyak bersholawat kepadaku.
Ketika bangun dari tidur, kulihat wajah ayahku telah berubah putih.
Barang siapa ingin dekat dengan Al Musthafa dan bercakap – cakap
dengannya hendaknya ia menyempurnakan asasnya, yaitu selalu mengikuti
Rasulullah SAW dalam perbuatan, ucapan dan segala hal. Para salaf kita
tidak pernah meninggalkan sunnah dalam setiap langkah mereka.
Setiap orang yang ingin dekat dengan Nabi Muhammad SAW hendaknya
melaksanakan perintah beliau walaupun hukumnya sunah, dan menjauhi
segala larangan beliau walaupun hukumnya makruh. Karena semua amal
umatnya akan ditunjukkan kepada beliau. Jika umatnya beramal saleh,
beliau akan merasa senang, mencintai, dan menyebut – nyebut namanya
sehingga Allah melimpahkan rahmatNya.
Sholawat Kepada Nabi Muhammad Saw menjanjikan pahala yang sangat besar. Rasulullah SAW bersabda yang artinya : ” Barang siapa bersholawat kepadaku sekali, Allah akan bersholawat kepadanya 10 kali. ” ( HR Muslim, Turmudzi, Abu Dawud,Nasai dan Ahmad )
Barang siapa bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW sewaktu duduk, ia
akan di ampuni sebelum berdiri. Dan barang siapa bersholawat kepada Nabi
Muhammad SAW sewaktu tidur, ia akan di ampuni sebelum bangun.
Diriwayatkan bahwa Sayidina Abu Bakar Ash Shiddiq meminta ibunya
untuk memeluk agama islam, namun ia menolak, kemudian Sayidina Abu Bakar
pergi kerumah Rasulullah SAw mengabarkan hal ini. Ketika hendak pulang,
ia memohon doa Rasulullah SAW agar ibunya masuk islam. Rasulullah SAW
mengabulkan permintaannya. Sesampainya di rumah, Sayidina Abu Bakar
melihat ibunya sedang tidur sambil bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Setelah bangun dari tidurnya ia segera masuk Islam.
Kejadian ini semua adalah berkat sholawat kepada Nabi Muhammad SAW. Sholawat merupakan guru bagi mereka yang tak memiliki guru, karenanya sholawat tidak butuh guru maupun hudhur tetapi akan lebih sempurna jika diucapkan dengan hati yang hudhur. Riya’ tidak dapat menghapuskan pahala sholawat.
Al Habib Ahmad bin Ali Assegaff
KEUTAMAAN MAJELIS DZIKIR
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ،
عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم، قَالَ :إِنَّ للهَ تَبَارَكَ
وَتَعَالَى مَلاَئِكَةً سَيَّارَةً. فَضْلاً. يَتَّبِعُوْنَ مَجَالِسَ
الذِّكْرِ. فَإِذَا وَجَدُوْا مَجْلِسًا فِيْهِ ذِكْرٌ قَعَدُوْا مَعَهُمْ.
وَحَفَّ بَعْضُهُمْ بَعْضًا بِأَجْنِحَتِهِمْ. حَتَّى يَمْلَؤُا مَا
بَيْنَهُمْ وَبَيْنَ السَّمَاءِ الدُّنْيَا. فَإِذَا تَفَرَّقُوْا
عَرَجُوْا وَصَعَدُوْا إِلَى السَّمَاءِ. قَالَ فَيَسْأَلُهُمُ اللهُ عَزَّ
وَجَلَّ، وَهُوَ أَعْلَمُ بِهِمْ: مِنْ أَيْنَ جِئْتُمْ؟ فَيَقُوْلُوْنَ:
جِئْنَا مِنْ عِنْدِ عِبَادٍ لَكَ فِي اْلأَرْضِ، يُسَبِّحُوْنَكَ
وَيُكَبِّرُوْنَكَ وَيُهَلِّلُوْنَكَ وَيَحْمَدُوْنَكَ وَيَسْأَلُوْنَكَ.
قَالَ: وَمَاذَا يَسْأَلُوْنِي؟ قَالُوْا: يَسْأَلُوْنَكَ جَنَّتَكَ.
قَالَ: وَهَلْ رَأَوْا جَنَّتِي؟ قَالُوْا: لاَ. أَيْ رَبِّ! قَالَ:
فَكَيْفَ لَوْ رَأَوْا جَنَّتِي؟ قَالُوْا: وَيَسْتَجِيْرُوْنَكَ. قَالَ:
وَمِمَّ يَسْتَجِيْرُوْنَنِي؟ قَالُوْا: مِنْ نَارِكَ. يَا رَبِّ! قَالَ:
وَهَلْ رَأَوْا نَارِي؟ قَالُوْا: لاَ. قَالَ: فَكَيْفَ لَوْ رَأَوْا
نَارِي؟ قَالُوْا: وَيَسْتَغْفِرُوْنَكَ. قَالَ فَيَقُوْلُ: قَدْ غَفَرْتُ
لَهُمْ. فَأَعْطَيْتُهُمْ مَا سَأَلُوْا وَأَجَرْتُهُمْ مِمَّا
اسْتَجَارُوْا. قَالَ فَيَقُوْلُوْنَ: رَبِّ! فِيْهِمْ فُلاَنٌ. عَبْدٌ
خَطَّاءٌ. إِنَّمَا مَرَّ فَجَلَسَ مَعَهُمْ. قَالَ فَيَقُوْلُ: وَلَهُ
غَفَرْتُ. هُمُ الْقَوْمُ لاَ يَشْقَىْ بِهِمْ جَلِيْسُهُمْ
MANAQIB AL IMAM AL ‘ALLAAMAH AL MUKASYIF BI NUURILLAH AL HABIB HASAN BIN ABDULLAH ASY SYATHIRI
Beliau adalah Syaikhuna, Murabbi Ruuhina, Al Imam, Al ‘Allaamah, Al
Faqih, Al Waro’, Az Zaahid, Al Mursyid, Al ‘Arif billaah, Ad Daalu
‘alaihi, Ad Daa’i ilallah bihaalihi wa maqoolih, Al Qudwah, Shohibul
Firosah Shodiqoh, Al Mukasyif bi nuurillah, Jammut Tawadhu’, Al Ab as
Syafiq, Dzul Haibah fin Nufus, Shohib al ‘ain an Nadhirah salah seorang
Ahlul bait nabi SAW, hal tersebut dapat dilihat dari nasab beliau yang
tersambung hingga Rasulullah SAW.
CINTA RASULULLAH SAW TERHADAP UMATNYA
Islam sampai kepada kita saat ini tidak lain
berkat jasa Baginda Rasulullah Muhammad SAW sebagai sosok penyampai
risalah Allah yang benar dan di ridhai. Dan nanti di padang mahsyar,
tiap umat Islam pasti akan meminta syafa’at dari beliau dan menginginkan
berada di barisan beliau. Namun, pengakuan tidaklah cukup sekedar
pengakuan. Pasti yang mengaku umat beliau akan berusaha mengikuti jejak
beliau dengan jalan mengikuti sunnah-sunnah beliau dan senantiasa
membasahi bibir ini dengan mendoakan beliau dengan cara memperbanyak
shalawat kepada Rasulullah SAW.
MANFAAT SIWAK
Sejarah Penggunaan Siwak (Salvadora persica)
Penggunaan alat-alat kebersihan mulut telah dimulai semenjak berabad-abad lalu. Manusia terdahulu menggunakan alat-alat kebersihan yang bermacam-macam seiring dengan perkembangan sosial, teknologi dan budaya. Beraneka ragam peralatan sederhana dipergunakan untuk membersihkan mulut mereka dari sisa-sisa makanan, mulai dari tusuk gigi, batang kayu, ranting pohon, kain, bulu burung, tulang hewan hingga duri landak. Diantara peralatan tradisional yang mereka gunakan dalam membersihkan mulut dan gigi adalah kayu siwak atau chewing stick. Kayu ini walaupun tradisional, merupakan langkah pertama transisi/peralihan kepada sikat gigi modern dan merupakan alat pembersih mulut terbaik hingga saat ini.
FADHILAH SURAT YASIN
مَنْ قَرَأَ يَس فِى صَدْرِ النَّهَارِ قُضِيَتْ حَوَائِجُهُ
Barangsiapa yang membaca surat Yasin
di siang hari, naka akan dikabulkan hajat-hajatnya. (HR. Ad-Darimi dalam kitab
Sunan Ad-Darimi Juz II hal. 457)
Shalawat Al Imam Quthbil Kitmani Asy Syeikh Ahmad At Tijani Al Hasani
اَللَّهُمَّ
صَلِّّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ عَدَدَ مَنْ صَلَّى
عَلَيْهِ مِنْ خَلْقِكَ وَ صَلِّّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا
يَنْبَغِيْ لَنَا اَنْ نُصَلِّيَ عَلَيْهِ وَ صَلِّّ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ كَمَا اَمَرْتَنَا اَنْ نُصَلِّيَ عَلَيْهِ
Ya
Alloh, Limpahkanlah Rahmat Ta`dzim atas baginda kami Nabi Muhammad SAW yang menjadi Nabi sebanyak bilangan orang yang bershalawat atas beliau
SAW. Dari makhlukMu. dan limpahkanlah Rahmat Ta`dzim atas baginda kami
Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana sesuatu yang patut atas kami untuk
bershalawat atas beliau SAW dan limpahkanlah Rahmat Ta`dzim atas
baginda kami Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana sesuatu yang telah
memerintahkan atas kami untuk bershalawat atas beliau SAW.
Pesan Al Imam Quthbil Ghauts Al Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi Shahibul Maulid Al Habsyi kepada Para Penuntut Ilmu
Habib ‘Umar bin Muhammad Maulakheila menyebut di dalam Jawahir
al-Anfaas fi maa Yurdhi an-Nas I, Kumpulan Kalam Habib ‘Ali bin Muhammad bin
Hussin al-Habsy i:
Shalawat Baqiyyatus Salaf wa Sayyidul Khalaf Al Habib Ahmad Masyhur bin Thoha Al Haddad
Baqiyyatus Salaf wa Sayyidul Khalaf Al Habib Ahmad Masyhur bin Thoha Al Haddad |
Ya Allah, Tuhan sumber cahaya alam semesta
Limpahkan sholawat atas Junjungan yang Engkau cipta
Dari nur milikMu ciptaan indah tiada tara
Dan ampunilah aku serta sinarilah hatiku yang alpa
Dengan makrifatMu terang bercahaya
Limpahkan sholawat atas Junjungan yang Engkau cipta
Dari nur milikMu ciptaan indah tiada tara
Dan ampunilah aku serta sinarilah hatiku yang alpa
Dengan makrifatMu terang bercahaya
Juga dengan makrifatnya akan diriMu yang Maha Mulia
Atas keluarga serta sahabat baginda limpahkanlah sama
Limpahan sholawat dan salam sejahtera
Atas keluarga serta sahabat baginda limpahkanlah sama
Limpahan sholawat dan salam sejahtera
Thariqah Keluarga Bani ‘Alawiy
Thariqah Keluarga Bani ‘Alawiy
Sekilas tentang Thariqah ‘Alawiyyah
Thariqah
Alawiyyah adalah suatu thariqah yang ditempuh oleh para salafus sholeh.
Dalam thariqah ini, mereka mengajarkan Al-Kitab (Al-Qur’an) dan
As-Sunnah kepada masyarakat, dan sekaligus memberikan suri tauladan
dalam pengamalan ilmu dengan keluhuran akhlak dan kesungguhan hati dalam
menjalankan syariah Rasullullah SAW.
MADRASAH HADRAMAUT, MANHAJ UNIVERSAL
OLEH: HAMID JA`FAR AL
QADRI
Kebutuhan manusia akan kebahagiaan adalah kebutuhan
naluri yang tidak bisa diingkari, namun semakin lama manusia sepertinya semakin
sulit untuk meraihnya. Setiap hari bahkan setiap jam kita mendengar bahwa
seseorang telah gagal dalam meraih kebahagiaan, sehingga dia harus melampiaskan
keinginannya tersebut dengan pekerjaan yang keji, seperti tindak Pidana dan
Amoral. Setiap orang yang berakal sehat sepakat bahwa kunci kebahagiaan adalah
melaksanakan ajaran Islam. Dan semua orang sepakat bahwa keberhasilan hidup
manusia di dalam meraih tujuannya tidak lepas dari prinsip hidupnya,
pendidikan, lingkungan dan pergaulannya. Hal ini bukan berarti kita menafikan
Qada`dan Qadar Allah. Pada tulisan ini penulis mencoba untuk mengungkapkan
Manhaj Madrasah Hadramaut di dalam meraih tujuan hidup manusia.
Manaqib Al Imam Quthbil Ghauts Al Habib Ahmad bin Hasan Al Attas Shahibul Qirthas
Kubah Makam Al Imam Quthbil Ghauts Al Habib Ahmad bin Hasan Al Attas Shahibul Qirthas |
Beliau adalah Al-Habib Ahmad bin Hasan bin Abdulloh bin Ali bin Abdulloh bin Muhammad bin Muhsin bin Imam Husein bin al-Quthb al-Kabiir Umar bin Abdurrohman bin Aqil al-'Atthos bin Salim bin Abdulloh bin Abdurrohman bin Abdulloh bin al-Quthb Abdurrohman as-Segaf bin Muhammad Maula Dawileh bin Ali bin Alwi bin al-Ustadz al-'Adhom al-Faqih al-Muqoddam Muhammad bin Ali bin Muhammad Shohib Mirbath bin Ali Kholi' Qosam bin Alwi bin Muhammad Shohib Shouma'ah bin Alwi bin Ubaidillah bin al-Muhajir Ilalloh Ahmad bin Isa bin Muhammad an-Naqib bin Ali al-Uraidhi bin Imam Jakfar ash-Shodiq bin Muhammad al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Imam as-Sibth al-Husein bin al-Imam Amiril Mukminin Ali bin Abi Thalib suami az-Zahro Fatimah al-Batul binti Rosulullah Muhammad SAW.
Asma An Nabi SAW
Dalam kitab Dalail Khairot, terdapat nama-nama Rasulullah SAW yang diantaranya sebagai berikut :
- Muhammad : Yang Sangat Terpuji (surah 3:144, 33:40, 47:2, 48:29)
- Ahmad : Yang paling agung puja dan pujinya kepada Allah (surah 61:6)
- Hamid : Yang Memuji
Penggunanaan "Sayyidina" kepada Rasulullah SAW
Lembaga fatwa resmi Mesir dalam fatwa no. 292, membahas mengenai hukum
mengucap “Sayyiduna” kepada Rasulullah Shallallahu Alahi Wasallam. Fatwa
ini dikeluarkan untuk merespon permohonan fatwa bernomor 2724, yang
diajukan ke Dar Alifta, mengenai masalah tersebut.
Dalam fatwa itu disebutkan bahwa Nabi Shallallahu Alahi Wassalam merupakan “Sayyid” (tuan) bagi seluruh makhluk adalah ijma’ umat Islam. Bahkan beliau sendiri telah bersabda,”Aku adalah sayyid (tuan) anak Adam”, dan diriwayat lain disebutkan,”Aku sayyid (tuan) manusia”, yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.
Sedangkan Allah sendiri juga memerintahkan manusia untuk memuliakan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam, yang artinya, ”Sesungguhnya Kami telah mengutusmu sebagai saksi dan pemberi kabar gembira serta pemberi peringatan agar kalian beriman kepada Allah dan rasul-Nya. Dan menolong-Nya, mengagungkan-Nya serta bertasbih kepada-Nya di pagi hari dan petang.” (Al Fath: 8-9)
Sebagian ulama menilai bahwa perintah mengagungkan, kembali kepada Allah dan Rasul-Nya. Menurut Imam Qatadah dan As Suddi, mengagungkan Rasulullah termasuk mensayyidkan beliau.
Sahabat Sebut Nabi dengan “Sayyid”
Dari Sahl bin Hunaif Radhiyallahu anhu, beliau mengatakan, ”Kami melalui tempat air mengalir, maka aku turun dan mandi dengannya, setelah itu aku keluar dalam keadaan demam. Maka hal itu dikabarkan kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam. Maka beliau bersabda, ”Perintahkan Aba Tsabit untuk meminta perlindungan.” Saya mengatakan,”Wahai Sayyidku (tuanku) apakah ruqyah berfungsi?” Beliau bersabda,”Tidak ada ruqyah kecuali karena nafs (ain), demam atau bisa.” (Al Hakim, beliau menyatakan isnadnya shahih)
Shalawat Ibnu Mas’ud dan Ibnu Umar gunakan “Sayyid”
Ibnu Mas’ud dan Ibnu Umar juga menyebut “Sayyid” untuk Rasulullah dalam shalawat beliau berdua. Ibnu Mas’ud pernah mengajarkan,”Jika kalian bershalawat kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, maka baguskanlah shalawat untuk beliau, sesungguhnya kalian tidak tahu bahwa shalawat itu ditunjukkan kepada beliau.
Maka, mereka mengatakan kapada Abdullah bin Mas’ud,’Ajarilah kami.’ Ibnu Mas;ud menjawab,’Ucapkanlah, Ya Allah jadikanlah shalat-Mu dan rahmat-Mu dan berkah-Mu untuk Sayyid Al Mursalin (tuan para rasul), Imam Al Muttaqin (imam orang-orang yang bertaqwa), Khatam An Nabiyyin (penutup para nabi), Muhammad hamba-Mu dan rasul-Mu, Imam Al Khair (imam kebaikan), Qaid Al Khair (pemimpin kebaikan) dan Rasul Ar Rahmah (utusan pembawa rahmat).’” (Riwayat Ibnu Majah, dihasankan oleh Al Hafidz Al Mundziri)
Atsar serupa juga diriwayatkan dari Ibnu Umar, sebagaimana diriwayatkan Imam Ahmad dalam Al Musnad, dengan sanad hasan pula.
Walhasil, menyebut Rasulullah dengan gelar “Sayyid” adalah perkara yang disyariatkan.*
Dalam fatwa itu disebutkan bahwa Nabi Shallallahu Alahi Wassalam merupakan “Sayyid” (tuan) bagi seluruh makhluk adalah ijma’ umat Islam. Bahkan beliau sendiri telah bersabda,”Aku adalah sayyid (tuan) anak Adam”, dan diriwayat lain disebutkan,”Aku sayyid (tuan) manusia”, yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.
Sedangkan Allah sendiri juga memerintahkan manusia untuk memuliakan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam, yang artinya, ”Sesungguhnya Kami telah mengutusmu sebagai saksi dan pemberi kabar gembira serta pemberi peringatan agar kalian beriman kepada Allah dan rasul-Nya. Dan menolong-Nya, mengagungkan-Nya serta bertasbih kepada-Nya di pagi hari dan petang.” (Al Fath: 8-9)
Sebagian ulama menilai bahwa perintah mengagungkan, kembali kepada Allah dan Rasul-Nya. Menurut Imam Qatadah dan As Suddi, mengagungkan Rasulullah termasuk mensayyidkan beliau.
Sahabat Sebut Nabi dengan “Sayyid”
Dari Sahl bin Hunaif Radhiyallahu anhu, beliau mengatakan, ”Kami melalui tempat air mengalir, maka aku turun dan mandi dengannya, setelah itu aku keluar dalam keadaan demam. Maka hal itu dikabarkan kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam. Maka beliau bersabda, ”Perintahkan Aba Tsabit untuk meminta perlindungan.” Saya mengatakan,”Wahai Sayyidku (tuanku) apakah ruqyah berfungsi?” Beliau bersabda,”Tidak ada ruqyah kecuali karena nafs (ain), demam atau bisa.” (Al Hakim, beliau menyatakan isnadnya shahih)
Shalawat Ibnu Mas’ud dan Ibnu Umar gunakan “Sayyid”
Ibnu Mas’ud dan Ibnu Umar juga menyebut “Sayyid” untuk Rasulullah dalam shalawat beliau berdua. Ibnu Mas’ud pernah mengajarkan,”Jika kalian bershalawat kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, maka baguskanlah shalawat untuk beliau, sesungguhnya kalian tidak tahu bahwa shalawat itu ditunjukkan kepada beliau.
Maka, mereka mengatakan kapada Abdullah bin Mas’ud,’Ajarilah kami.’ Ibnu Mas;ud menjawab,’Ucapkanlah, Ya Allah jadikanlah shalat-Mu dan rahmat-Mu dan berkah-Mu untuk Sayyid Al Mursalin (tuan para rasul), Imam Al Muttaqin (imam orang-orang yang bertaqwa), Khatam An Nabiyyin (penutup para nabi), Muhammad hamba-Mu dan rasul-Mu, Imam Al Khair (imam kebaikan), Qaid Al Khair (pemimpin kebaikan) dan Rasul Ar Rahmah (utusan pembawa rahmat).’” (Riwayat Ibnu Majah, dihasankan oleh Al Hafidz Al Mundziri)
Atsar serupa juga diriwayatkan dari Ibnu Umar, sebagaimana diriwayatkan Imam Ahmad dalam Al Musnad, dengan sanad hasan pula.
Walhasil, menyebut Rasulullah dengan gelar “Sayyid” adalah perkara yang disyariatkan.*
Shalawat Fatih
Artinya: "Ya
Allah, limpahkanlah shalawat, salam, dan berkah atas Sayyidina
Muuammad--pembuka hal-hal yang terkunci; penutup perkara-perkara yang
sudah berlalu; penolong kebenaran dengan kebenaran; dan penunjuk jalan
kepada jalan-Mu yang lurus. Semoga Allah senan-tiasa melimpahkan
shalawat kepadanya, juga kepada keluarga dan para sahabatnya, sesuai
dengan derajat dan kedudukannya yang tinggi."
Penjelasan:
Shalawat di atas berasal dari Sayyid Abu Al-Mukarim Syaikh Muhammad Syamsuddin bin Abi Al-Hasan Al-Bakri r.a.
Di antara khasiat shalawat ini adalah, bahwa bagi siapa saja yang membacanya, walaupun hanya satu kali seumur hidupnya, ia tidak akan masuk neraka. Sebagian ulama Maroko mengatakan, bahwa shalawat ini turun ke atasnya dalam satu sahifah dari Allah. Ada pula yang mengatakan bahwa, satu kali shalawat ini menyamai sepuluh ribu-bahkan ada yang menyatakan pula enamratus ribu--shalawat lainnya.
Penjelasan:
Shalawat di atas berasal dari Sayyid Abu Al-Mukarim Syaikh Muhammad Syamsuddin bin Abi Al-Hasan Al-Bakri r.a.
Di antara khasiat shalawat ini adalah, bahwa bagi siapa saja yang membacanya, walaupun hanya satu kali seumur hidupnya, ia tidak akan masuk neraka. Sebagian ulama Maroko mengatakan, bahwa shalawat ini turun ke atasnya dalam satu sahifah dari Allah. Ada pula yang mengatakan bahwa, satu kali shalawat ini menyamai sepuluh ribu-bahkan ada yang menyatakan pula enamratus ribu--shalawat lainnya.
Mentauladani Akhlaq Rasulullah SAW
Sahabatku, kita punya cara untuk mengenang orang paling mulia di
dunia, Nabi Muhammad SAW.. Catatan ringkas ini semoga menjadi renungan
buat kita. Berteladan kepada Nabi SAW. Dia sejatinya uswah, pasti tidak
akan membuat kita kecewa!
Logika Cinta Mengharuskan Aku Merayakan Hari Kelahiran Rasulullah SAW
Sebagaimana kita ketahui bahwa keimanan kepada Allah SWT. dan
rasul-Nya SAW. tidaklah sempurna kecuali setelah terpenuhnya dua rukun
yang harus ada: Keyakinan, yang bermarkas di akal, dan Kecintaan yang memenuhi hati.
Keimanan dengan akal yang kosong dari kecintaan tidak dianggap
sebagai keimanan di mizan Allah SWT. di hari pembalasan kelak, dan
keimanan yang hanya diwakili oleh cinta tanpa ditopang oleh keyakinan
akal tidak dianggap sebagai keimanan di neraca Allah SWT.
Bahsan kita kali ini berkisar pada rukun kedua, yaitu cintaatau kecintaan, lebih spesifiknya lagi, kecintaan kepada Rasulullah, yang merupakan kecintaan kepada Allah Azza wa Jalla.
Tidaklah seseorang dianggap sebagai mukmin hanya dengan keyakinan akal (‘aqli/intelektual) –nya, yakni hanya yakin bahwa Muhammad adalah Rasul yang hak, sampai kecintaan kepadanya SAW. bersemayam di hatinya.
Dosa Meninggalkan Shalat Fardhu
- Shalat Subuh : satu kali meninggalkan akan dimasukkan ke dalam neraka selama 30 tahun yang sama dengan 60.000 tahun di dunia.
- Shalat Zuhur : satu kalo meninggalkan dosanya sama dengan membunuh 1.000 orang umat islam.
- Shalat Ashar : satu kali meninggalkan dosanya sama dengan menutup/meruntuhkan ka’bah.
- Shalat Magrib : satu kali meninggalkan dosanya sama dengan berzina dengan orangtua.
- Shalat Isya : satu kali meninggalkan tidak akan di ridhoi Allah SWT tinggal di bumi atau di bawah langit serta makan dan minum dari nikmatnya.
Manhajul Alawiyyin
Al Imam Al-Qutub Al Habib Abdullah bin Alawi Al Atthas
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Hanya
kepada-Nya kami memohon pertolongan atas segala urusan dunia dan agama.
Kesudahan yang baik hanyalah bagi orang-orang yang bertakwa. Dan tidak ada permusuhan
kecuali atas orang-orang yang berbuat zalim. Shalawat dan salam yang sempurna
dan menyeluruh semoga selalu terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW,
pemuka keturunan Adnan, dan juga semoga terlimpahkan kepada para keluarga dan
sahabat-sahabat beliau yang arif.
Amma ba'du. Sesungguhnya mengetahui thariqah para salaf
adalah termasuk keharusan yang sangat. Dan menyimpang kepada selainnya dari
jalan-jalan lain yang beraneka ragam perpecahannya adalah merupakan suatu
kebinasaan dan kerugian. Oleh karena itu aku disini ingin menghiasi kitab
Sabiil Al-Muhtadiin fi Dzikr Ad-iyah Ashaab Al-Yamiin1 dengan kitabku yang
berjudul Al-Ilm An-Nibroos fi At-Tanbiih Alaa Manhaj Al-Akyaas dengan tujuan
agar seorang yang bodoh sepertiku ini dapat mengetahui thariqah para salaf dan
apa-apa yang para saadah yang mulia berjalan diatasnya, khususnya para
saadahku Al-Alawiyyin yang tercinta dan cendekia. Maka aku menjadikan kalimatku
ini sebagai kalimat pembuka bagi kitab ini. Semoga Allah memberikan taufik
menuju kebenaran. Dan sekarang inilah saatnya memulai dalam menggapai tujuan.
Dialog antara Rasulullah SAW dengan Iblis
Diriwayatkan oleh Muadz bin Jabal r.a. dari Ibn Abbas r.a., ia berkata :
"Kami bersama Rasululah SAW berada di rumah seorang sahabat dari
golongan Anshar dalam sebuah jamaah. Tiba-tiba, ada yang memanggil dari
luar :" Wahai para penghuni rumah, apakah kalian mengizinkanku masuk,
karena kalianmembutuhkanku ". Rasulullah SAW bertanya kepada para
sahabat :" Apakahkalian tahu siapa yang menyeru itu ?". Para sahabat
menjawab , " Tentu Allah dan Rasul- Nya lebih mengetahui ". Rasulullah
berkata : " Dia adalah Iblis yangterkutuk - semoga Allah senantiasa
melaknatnya". Umar bin Khattab r.a. berkata :" Ya, Rasulullah, apakah
engkau mengijinkanku untuk membunuhnya?". Nabi SAW berkata pelan :"
Bersabarlah wahai Umar, apakah engkau tidak tahu bahwa dia termasuk
mereka yang tertunda kematiannya sampai waktu yang ditentukan
[harikiyamat]?.Sekarang silakan bukakan pintu untuknya, karena ia sedang
diperintahkan Allah SWT. Pahamilah apa yang dia ucapkan dan dengarkan
apa yang akan dia sampaikan kepada kalian ! ".Ibnu Abbas berkata : "
Maka dibukalah pintu, kemudian Iblis masuk ke tengah- tengah kami.
Ternyata dia adalah seorang yang sudah tua bangka dan buta sebelah mata.
Dagunya berjanggut sebanyak tujuh helai rambut yang panjangnya
seperti rambut kuda, kedua kelopak matanya [masyquqatani] memanjang
[terbelahke-atas, tidak kesamping], kepalanya seperti kepala gajah yang
sangat besar, gigi taringnya memanjang keluar seperti taring babi, kedua
bibirnya seperti bibir macan / kerbau [tsur].
Manaqib Al Imam Shahibur Ratib Quthbil Anfas wan Nibras Umar bin Abdurrahman Al Attas
Nama
beliau adalah Umar bin Abdurrahman bin Agil bin Salim bin Ubaidullah bin
Abdurrahman bin Abdullah bin Syeikh al Ghauts Abdurrahman As Seggaf bin
Muhammad Maulah Dawilah bin Ali bin Alawi al Ghoyur bin Sayyidina Al Faqih Al
Muqaddam Muhammad bin Ali bin Al Imam Muhammad Shahib Mirbath bin Ali bin Alwi
bin Muhammad bin Alwi bin Ubaidullah bin Imam Al Muhajir Ahmad bin Isa bin
Muhammad An Naqib bin Al Imam Ali al Uraidhi bin Jaafar Ash Shadiq bin Al Imam
Muhammad Al Baqir bin Al Imam Ali Zainal Abidin bin Al Imam Husein Sibthi bin Al
Imam Ali bin Abi Thalib dan bin Al Batul Fatimah Az Zahra binti Rasullullah
SAW
Gelar Imam, Syekh, Habib dan Sayyid (Alawiyyin)
Menurut Sayyid Muhammad Ahmad Asy Syathiri dalam bukunya Sirah As Salaf min
Bani Alawi Al Husainiyyin, para salaf kaum 'Alawi di Hadramaut dibagi
menjadi empat tahap yang masing-masing tahap mempunyai gelar tersendiri.
Gelar yang diberikan oleh masyarakat Hadramaut kepada tokoh-tokoh besar
Alawiyin ialah:
Sholawat Nabi Musa AS
Artinya :
Ya Allah limpahkanlah shalawdtMu atas pemimpin kami Muhammad, penutup kenabian para Nabi, tambang bagi segala rahasia, sumber bagi segala cahaya, keindahan bagi kedua atom, dan kemuliaan bagi kedua kediaman, pemimpin kedua jenis bangsa yaitu jin dan manusia, yang telah dikhususkan baginya dengan suatu kedudukan yang tertinggi.
Ini adalah shalawat yang dimintakan oleh Nabi Allah Musa AS. Mengenai shalawat ini Syaikh Abdullah Al Harusyi dalam kitabnya Kunuzul Asrar pada bagian penjelasannya mengenai kelebihan fadhilah shalawat ini, disitu Beliau mengatakan sebagai berikut:
"Bahwa Nabi Allah Musa AS ketika diperlihatkan Allah SWT kepadanya apa yang telah disediakanNya dari segala bentuk kelebihan dan keistimewaan untuk diberikanNya kepada ummat nabiNya Sayyidina Muhammad SAW, maka meminta kepada Allah agar dirinya dijadikanNya salah satu dari mereka (salah satu dan ummat Muhammad SAW). Menanggapi permintaan Beliau itu, maka Allah SWT menyuruhnya agar beliau memberikan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Begitu dia menerima petunjuk tersebut, maka dia pun langsung memberikan shalawat kepadaNabi Muhammad SAW, dengan ungkapan shalawat di atas.
Tidaklah diragukan lagi bahwa shalawat ini termasuk salah satu dari sekian banyak shalawat yang lengkap dan begitulah bentuk susunan kalimat shalawat yang diucapkan Beliau tersebut.
Tambahan Keterangan
Dia kami beri nama tersebut karena diantara fadhilah memberikan shalawat kepada Nabi SAW dengan kalimat shalawat dari Nabi Musa AS tersebut adalah :
Barang siapa senantiasa berdo'a dengan kalimat Shalawat beliau ini dan dirutinkannya dalam setiap sehari semalam sebanyak 1000 X dengan niat khusus untuk mengagungkan dan memuliakan Baginda Nabi Muhammad SAW serta kedudukan Beliau disisi Allah SWT maka jika hal itu dilakukannya maka dia akan mendapat kekayaan dan kejayaan serta kemuliaan di dunia dan martabat yang tinggi di akhirat.
Dinukil dari Kitab Sa’adatud-darain Fis Shalati ’ala Sayyidil Kaunain – Syaikh Yusuf bin Ismail An Nabhani , oleh Al Habib Muhammad bin Ali Al-Syihab
Ya Allah limpahkanlah shalawdtMu atas pemimpin kami Muhammad, penutup kenabian para Nabi, tambang bagi segala rahasia, sumber bagi segala cahaya, keindahan bagi kedua atom, dan kemuliaan bagi kedua kediaman, pemimpin kedua jenis bangsa yaitu jin dan manusia, yang telah dikhususkan baginya dengan suatu kedudukan yang tertinggi.
Ini adalah shalawat yang dimintakan oleh Nabi Allah Musa AS. Mengenai shalawat ini Syaikh Abdullah Al Harusyi dalam kitabnya Kunuzul Asrar pada bagian penjelasannya mengenai kelebihan fadhilah shalawat ini, disitu Beliau mengatakan sebagai berikut:
"Bahwa Nabi Allah Musa AS ketika diperlihatkan Allah SWT kepadanya apa yang telah disediakanNya dari segala bentuk kelebihan dan keistimewaan untuk diberikanNya kepada ummat nabiNya Sayyidina Muhammad SAW, maka meminta kepada Allah agar dirinya dijadikanNya salah satu dari mereka (salah satu dan ummat Muhammad SAW). Menanggapi permintaan Beliau itu, maka Allah SWT menyuruhnya agar beliau memberikan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Begitu dia menerima petunjuk tersebut, maka dia pun langsung memberikan shalawat kepadaNabi Muhammad SAW, dengan ungkapan shalawat di atas.
Tidaklah diragukan lagi bahwa shalawat ini termasuk salah satu dari sekian banyak shalawat yang lengkap dan begitulah bentuk susunan kalimat shalawat yang diucapkan Beliau tersebut.
Tambahan Keterangan
Dia kami beri nama tersebut karena diantara fadhilah memberikan shalawat kepada Nabi SAW dengan kalimat shalawat dari Nabi Musa AS tersebut adalah :
Barang siapa senantiasa berdo'a dengan kalimat Shalawat beliau ini dan dirutinkannya dalam setiap sehari semalam sebanyak 1000 X dengan niat khusus untuk mengagungkan dan memuliakan Baginda Nabi Muhammad SAW serta kedudukan Beliau disisi Allah SWT maka jika hal itu dilakukannya maka dia akan mendapat kekayaan dan kejayaan serta kemuliaan di dunia dan martabat yang tinggi di akhirat.
Dinukil dari Kitab Sa’adatud-darain Fis Shalati ’ala Sayyidil Kaunain – Syaikh Yusuf bin Ismail An Nabhani , oleh Al Habib Muhammad bin Ali Al-Syihab
Qashidah Qod Kafani
QASHIDAH
AL IMAM QUTHBIL IRSYAD WAL BILAD
AL HABIB ABDULLAH BIN ALAWI AL HADDAD
قَدْ كَفَانِيْ عِلْـمُ رَبِّـيْ مِنْ سُؤَالِيْ وَاخْتِيَـارِيْ
فَدُعَائِيْ وَابْتِـهَـالِـيْ شَاهِدٌ لِيْ بِانْكِسَـارِيْ
Sungguh telah cukup bagiku, segala ilmu Allah Tuhanku, dari segala permintaan dan ikhtiarku, Maka segala do'a dan pujianku, semata-mata hanya menunjukkan kebutuhanku.
فَلِهَـذَا السِّـرِّ أَدْعُـوْ فِيْ يَسَارِيْ وَعَسَـارِيْ
أَنَاعَبْدٌ صَارَ فَـخْـرِيْ ضِمْنَ فَقْرِيْ وَاضْطِرَارِيْ
Dengan cara beginilah aku berdo'a, dalam kemudahan dan kesulitanku, Aku hanyalah budak yang hanya bisa bangga, padahal didalamnya penuh dengan kefaqiran dan keterpaksaan
قَدْ كَفَانِيْ عِلْـمُ رَبِّـيْ مِنْ سُؤَالِيْ وَاخْتِيَـارِيْ
Sungguh telah cukup bagiku, segala ilmu Allah Tuhanku, dari segala permintaan dan ikhtiarku,
Keistimewaan Yaman
Keistemewaan Yaman:
Yaman adalah tanah yang penuh berkah, disana terlahir wali-wali besar dan juga buminya para cucu-cucu nabi yang sangat kita cintai. Keistimewaan yaman ini sesuai dengan hadits Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم dan bumi Yaman adalah salah satu bumi yang pernah didoakan oleh Baginda صلى الله عليه وآله وسلم:
اللهم بارك لنا في شامنا، اللهم بارك لنا في يمننا. قالوايارسول الله، وفي نجدنا. قال : اللهم بارك لنا في شامنا اللهم بارك لنا في يمننا. قالوا يارسول الله، وفي نجدنا. قال : هناك الزلازل والفتن وبها يطلع قرن الشيطان
Maksudnya: “Ya Allah Ya Tuhanku! Berkatilah negeri Syam kami, Ya Allah Ya Tuhanku! berkatilah negeri Yaman kami”.
Yaman adalah tanah yang penuh berkah, disana terlahir wali-wali besar dan juga buminya para cucu-cucu nabi yang sangat kita cintai. Keistimewaan yaman ini sesuai dengan hadits Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم dan bumi Yaman adalah salah satu bumi yang pernah didoakan oleh Baginda صلى الله عليه وآله وسلم:
اللهم بارك لنا في شامنا، اللهم بارك لنا في يمننا. قالوايارسول الله، وفي نجدنا. قال : اللهم بارك لنا في شامنا اللهم بارك لنا في يمننا. قالوا يارسول الله، وفي نجدنا. قال : هناك الزلازل والفتن وبها يطلع قرن الشيطان
Maksudnya: “Ya Allah Ya Tuhanku! Berkatilah negeri Syam kami, Ya Allah Ya Tuhanku! berkatilah negeri Yaman kami”.
ITTIBA’ DENGAN RASULULLAH SAW
Oleh : Habib Ali Zainal Abidin bin Abdurrahman Al Jufri
Ketahuilah sesungguhnya awal langkah yang kita ayunkan untuk menuju kepada Allah SWT adalah memperbaiki taubat dan selalu kembali kepada Allah SWT. Inti dari taubat adalah penyesalan. Apabila seseorang sungguh-sungguh menyesal, barulah ia bertaubat kepada Allah SWT. Sedangkan jika tak sempurna penyesalan tersebut, maka taubatnya pun tak sempurna.
Barang siapa yang tak bertaubat kepada Allah SWT, maka ia pun tak akan mendapatkan kedudukan di sisiNya. Karena taubat adalah pintu yang sangat agung untuk mendapatkan mahabbah (rasa cinta) dari Allah SWT.
Allah SWT berfirman; "Sesungguhnya Allah mencintai hambaNya yang senantiasa bertaubat."
Wahai saudaraku, Ketahuilah bahwa asas menuju kepada Allah SWT adalah melalui ilmu. Dengan ilmulah kita mempunyai kunci dalam mengikuti jejak Rasulullah (ittiba’). Yaitu ilmu yang kita ambil dengan niat untuk diamalkan dan diajarkan.
Makna ittiba’ adalah bagaimana kita selalu mengikuti jejak Rasulullah SAW. Sir / rahasia dalam hal ini adalah bagaimana seseorang meninggalkan keinginan hawa nafsunya untuk sibuk melakukan apa-apa yang diinginkan Allah SWT.
Ar Rahman, Ar Rahim, Al Malik
Salah
satu dari tujuan mempelajari sifat Allah yakni Ar Rahman dan Ar Rahim adalah agar kita memiliki sifat rahman dan
rahim. Sifat rahman diaplikasikan
dengan cara, semua orang mendapatkan kasih sayang atau perhatian atau kebaikan
dari kita secara umum. Adapun sifat rahim, kita memberikannya kepada orang yang
lebih spesial atau khusus. Begitupun dengan Allah, Allah memberikan rahman-Nya
kepada semua makhluk-Nya baik yang beriman maupun yang tidak beriman
kepada-Nya. Sebagai bukti Allah selalu memberikan segala kebutuhan makhluk-Nya.
Namun berbeda dengan sifatnya yang Maha Rahim,
Allah memberikan kasih sayangnya secara khusus kepada hamba-hamba pilihan-Nya,
baik ketika di dunia hingga sampai ke hari akhir di padang masyar.
Tauhid Melalui Syahadat
Sebelum
kita mengenal Allah melalui asmaul husna
yang merupakan jalan bagi seorang hamba dalam mengenal Allah sebagai Tuhannya.
Selain itu, melalui asmaul husna ini
pun agar supaya dalam tiap diri kita ada Allah, dalam gerak dan tingkah laku
kita ada Allah, dalam hati dan pikiran kita ada Allah kemudian kita bisa
membuktikan kepada alam dan seluruhnya bahwa betapa Allah SWT Maha Sempurna.
ULAMA RABBANI
Asy Syeikh Abdul Qadir Al Jaylani (ilustrasi) |
PERBEDAAN ANTARA GURU DENGAN MURSYID
Mursyid
di dalam bahasa tasawuf adalah seorang guru yang bisa membawa muridnya kepada
Allah. Dikatakan bahwa tidak akan ada seorang yang mencapai kepada Allah dan
membuka pintunya Allah melainkan melalui seorang guru. Apabila ada seseorang
yang merasa dirinya tidak memerlukan seorang guru dalam menuju jalan Allah maka
Insya Allah jalannnya akan tersesat karena banyak godaan syaiton didalamnya.
Di
dalam tasawuf terdapat 2 macam guru, yakni guru formal dan guru non-formal.
Guru non-formal adalah kita belajar ilmu agama kepada beberapa orang dari ulama
yang ada. Sedangkan guru formal adalah guru yang hanya ada satu dimana kita
selalu mengikuti pengajiannya dimanapun adanya. Dimana ia memberikan ilmunya
disitulah kita duduk bersama dengannya. Seorang mursyid akan mengetahui segala
hal tentang muridnya sehingga ia bisa membimbing kita kepada jalan yang benar
menuju jalan Allah.
Dengan demikian muridnya selalu ada dibawah bimbingannya. Seorang mursyid akan memegang ruh dan jasab muridnya.selain itu, seorang guru mursyid akan menjadi seperti orangtua sendiri bagi muridnya.
Dengan demikian muridnya selalu ada dibawah bimbingannya. Seorang mursyid akan memegang ruh dan jasab muridnya.selain itu, seorang guru mursyid akan menjadi seperti orangtua sendiri bagi muridnya.
BAI'AT
Dilihat dari
segi bahasa, bai’at sama dengan
ijazah yang artinya menerima sesuatu dari seorang guru secara resmi dan teratur.
Sesuatu tersebut bisa berupa ilmu, amalan, kitab, pola hidup dan lain sebagainya.
Pemberian ini akan sampai kepada Rasulullah saw karena berupa amalan dari
beliau.
Ketika dunia berkembang, istilah bai’at menjadi lebih khusus digunakan oleh kelompol tarekat dalam tasawuf. Hal ini karena diluar kelompok tarekat istilah bai’at tidak dikenal. Apabila ingin masuk ke dalam kelompok tarekat tertentu atau ingin mengamalkan amalan dzikir yang mereka kerjakan dan ingin diaku sebagai jama’ahnya maka harus melalui bai’at terlebih dahulu, apabila belum dibai’at maka kita hanya dianggap sebagai tamu biasa. Lain halnya dengan ratib Al Attas, semua orang bebas mengamalkannya tanpa harus dibai’at terlebih dahulu. Saat dunia berkembang terus maka bai’at tersebut lebih khusus lagi bagi kelompok orang yang ingin menegakkan syari’at Islam dimana seseorang berjanji untuk menyerahkan jiwa raganya untuk agama Allah. Hal yang menyimpang dari istilah bai’at ini adala ketika ada pernyataan bahwa jika seseorang belum dibai’at maka Islamnya tidak benar dan belum sempurna atau tidak diakui. Inilah hal yang tidak diperbolehkan. Dikatakan bahwa orang menjadi muslim tidak memerlukan bai’at, apabila kita menjadi muslim cukup dengan bersyahadat, beriman dan beramal serta tidak ada istilah bai’at di dalamnya.
Kalimat bai’at pertama kali muncul berupa suatu kesepakatan, perjanjian antara orang-orang Madinah dengan Nabi Muhammad saw. Ketika musim haji ketika Nabi saw berada di Mekkah, orang-orang Madinah mengetahui bahwa ada Nabi saw di Madinah maka mereka mengirim beberapa utusan untuk bertemu dengan Nabi saw. mereka bertemu di suatu mesjid di Mina. Kemudian para utusan pun berbicara kepada Rasulullah saw dan menyatakan bahwa orang-orang Madinah sangat mengharapkan kehadiarannya di Madinah dan mereka berjanji untuk menyiapkan segala sesuatunya di Madinah demi menyambut kedatangan Nabi saw. intinya adalah saat itulah pertama kalinya muncul istilah kata bai’at di dalam Islam.
Ketika dunia berkembang, istilah bai’at menjadi lebih khusus digunakan oleh kelompol tarekat dalam tasawuf. Hal ini karena diluar kelompok tarekat istilah bai’at tidak dikenal. Apabila ingin masuk ke dalam kelompok tarekat tertentu atau ingin mengamalkan amalan dzikir yang mereka kerjakan dan ingin diaku sebagai jama’ahnya maka harus melalui bai’at terlebih dahulu, apabila belum dibai’at maka kita hanya dianggap sebagai tamu biasa. Lain halnya dengan ratib Al Attas, semua orang bebas mengamalkannya tanpa harus dibai’at terlebih dahulu. Saat dunia berkembang terus maka bai’at tersebut lebih khusus lagi bagi kelompok orang yang ingin menegakkan syari’at Islam dimana seseorang berjanji untuk menyerahkan jiwa raganya untuk agama Allah. Hal yang menyimpang dari istilah bai’at ini adala ketika ada pernyataan bahwa jika seseorang belum dibai’at maka Islamnya tidak benar dan belum sempurna atau tidak diakui. Inilah hal yang tidak diperbolehkan. Dikatakan bahwa orang menjadi muslim tidak memerlukan bai’at, apabila kita menjadi muslim cukup dengan bersyahadat, beriman dan beramal serta tidak ada istilah bai’at di dalamnya.
Kalimat bai’at pertama kali muncul berupa suatu kesepakatan, perjanjian antara orang-orang Madinah dengan Nabi Muhammad saw. Ketika musim haji ketika Nabi saw berada di Mekkah, orang-orang Madinah mengetahui bahwa ada Nabi saw di Madinah maka mereka mengirim beberapa utusan untuk bertemu dengan Nabi saw. mereka bertemu di suatu mesjid di Mina. Kemudian para utusan pun berbicara kepada Rasulullah saw dan menyatakan bahwa orang-orang Madinah sangat mengharapkan kehadiarannya di Madinah dan mereka berjanji untuk menyiapkan segala sesuatunya di Madinah demi menyambut kedatangan Nabi saw. intinya adalah saat itulah pertama kalinya muncul istilah kata bai’at di dalam Islam.
Asmaul Husna : Al Hakim & Al Lathif
AL HAKIM & AL LATHIF
Al Hakim bisa
berarti menghakimi, maksudnya segala sesuatu berjalan sesuai dengan hukum Allah
SWT.
Perjalanan
hidup manusia terbagi menjadi 4 golongan, yaitu :
1. Assawabiq,
artinya perjalanan hidupnya sudah ditentukan oleh Allah SWT. Ketentuan Allah
SWT sudah tercatat di dalam laufil mahfuz, disinilah peran Allah SWT sebagai Al
Hakimul adl. Dalam makna sebuah hadis menyatakan bahwa Allah telah menentukan
segala sesuatu terhadap makhluk-Nya jauh sebelum ia diciptakan ke dunia ini.
2. Awabiq,
berarti hidup manusia sesuai dengan hasil dari perjuangannya atau usahanya
sendiri. Maksudnya Allah akan memberikan segala sesuatunya untuk kita sesuai
dengan apa yang diusahakan oleh kita.
3. Huriah,
artinya bebas; tidak pusing dengan kehidupan dunia, karena yang dipikirkannya
hanyalah Allah SWT.
4. Dawam, kehidupan
manusia yang luar biasa karena hidup kesehariannya 24 jam full hanya untuk dan
bagi Allah SWT. Diibaratkan walaupun ia sedang tidak melakukan sholat namun ia
sebenarnya sedang sholat (bersama Allah SWT), hal ini karena sudah ada Allah
did lam dirinya. Manusia seperti ini dicontohkan oleh sosok Rasulullah SAW,
dimana qalbunya tidak pernah alpa dan hidup dari mengingat Allah SWT. Namun
demikian Allah SWT telah memberikan kesempatan dan hak kepada manusia untuk
berusaha. Ma inilah garis besar dari iman ahlu sunnah wal jama’ah.
Al Lathif berarti
santun; lembut; mengetahui apa yang ada dalam hati kita (hal yang tersembunyi),
dan karena Allah-lah Yang Maha Menngetahui Segala yang Tersembunyi.
Al
Lathif apabila dijadikan sebuah dzikir maka Allah SWT akan melembutkan hati
kita, memberikan sikap kesantunan, dan akan mengetahui segala yang tidak
diketahui oleh kebanyakan orang lain.
Dikatakan
bahwa “Laitsa kamislihi syai’un”,
jangan membayangkan wujud Allah SWT, maka apabila ada ayat atau keterangan
mengenai tangan Allah, mata Allah, wajah Allah, jari Allah, janganlah hal ini
dijadikan untuk membayangkan wujud-Nya, namun hal ini lebih kepada hal sebagai
suatu perumpamaan saja.
Wallahu ‘alam bishawab
Langganan:
Postingan (Atom)