Habib ‘Umar bin Muhammad Maulakheila menyebut di dalam Jawahir
al-Anfaas fi maa Yurdhi an-Nas I, Kumpulan Kalam Habib ‘Ali bin Muhammad bin
Hussin al-Habsy i:
Pada hari Ahad, 11 Syawwal 1322H di Anisah, Habib ‘Ali bin
Muhammad bin Hussin al-Habsyi mengundang dan menjamu para penuntut ilmu. Habib
‘Ali bin Muhammad bin Hussin al-Habsyi berkata:
Ketahuilah, hari ini aku mengundang kalian dengan tujuan agar
kalian bangkit dengan penuh semangat untuk menuntut ilmu. Ketahuilah ‘aib bagi
seorang pelajar jika ia tidak membawa kitabnya. Giatlah belajar, semoga Allah
Ta'ala menberkati kalian. Bersungguh-sungguhlah dalam menuntut ilmu.
Perhatikanlah salaf kalian, mereka menghafal berbagai matan. Mereka telah
menghafal kitab Zubad, Mulhah dan Alfiyyah di masa kecilnya. Setelah dewasa,
ada yang telah menghafal kitab al-Minhaj, al-Irsyad dan ada pula yang telah
menghafal al-Ubab. Sedangkan kalian .....???? satu kitab pun tak ada yang hafal.
Andaikata ada yang hafal, dia tidak faham dan tidak mengamalkan isinya
Aku inginkan setiap pelajar membawa alat tulisnya ketika
mengikuti pelajaran, kemudian mencatat persoalan-persoalan yang telah
dihafalnya. Ketahuilah, manfaat ilmu terletak pada pengamalan dan
pencatatannya.
Pelajarilah cara mematikan hawa nafsu, pelajarilah adab.
Tuntutlah ilmu baik dari orang dewasa mahupun anak-anak. Jika yang mengajarkan
ilmu jauh lebih muda, jangan berkata: "Kami tidak mahu kepadanya, aib bagi
kami". Ketahuilah, Allah telah memberinya ilmu, meskipun ia masih kecil. Dengan
belajar kepadanya, mengakui dan menghormatinya, Allah Ta'ala akan memuliakan
kamu sebagaimana Dia telah memuliakannya. Jauhi dengki dan irihati. Ketahuilah,
kedua sifat ini dapat mencabut keberkatan ilmu. Ambillah manfaat dari setiap
orang yang dapat memberimu manfaat. Andainya seorang yang pekerjaannya membaja
tanah dengan najis haiwan hendak memberimu manfaat, maka ambillah manfaat
darinya.
Pelajarilah pelajaran yang hendak kalian bacakan di hadapan
guru kalian. Dengan cara demikian kalian akan memetik banyak manfaat. Habib
Ahmad bin Zein al-Habsyi membaca pelajarannya sebanyak 25 kali sebelum
mengikuti pelajaran gurunya. Dan beliau mengulang pelajarannya sebanyak 25 kali
seusai pelajaran. Adapun kalian, hanya membuka kitab itu ketika telah berada di
depan guru kalian. [1] Lihatlah Syeikh Fakhrurrazi, dia mengulang pelajarannya
sebanyak 1,000 kali.
Ketika masih menuntut ilmu di Mekah, setiap malam aku bersama
abangku Hussin dan Alwi as-Seggaf mempelajari 12 kitab syarah dari al-Minhaj
lalu menghafal semuanya. [Allahu Allah ....] Suatu ketika di akhir malam ayahku
keluar dari biliknya dan mendapati kami sedang belajar. Beliau berkata: "Wahai
anak-anakku, kalain masih belajar? Semoga Allah memberkati kalian."
Ketahuilah menghafal di waktu kecil seperti mengukir di atas
batu. Manfaatkanlah masa muda kalian, masa lapang kalian dan tenaga kalian.
Perhatikanlah bagaimana orang-orang tua menghadapi kesulitan ketika menghafal.
[1] Syaikhuna Tuan Guru Haji Abdul Latif bin Abdurrahman (Pak
Teh Kroh, Madrasah ad-Diniyyah al-Latifiyyah, Pengkalan Ulu) juga pernah
menegur kami di dalam satu majlis pengajian, perkara sedemikian. Antara
tegurannya .... Sebelum hadir pengajian atau sebelum tok guru mengajar, baca dulu
paling kurang 5 - 15 kali, waktu pengajian catit mana yang penting kemudian
setelah usai pengajian, ulang balik lebih kurang begitu juga, baru lekat...
Allahu Allah ..... Semoga Allah memanjangkan umur beliau dan diberi kekuatan
untuk mencurahkan ilmunya kepada para penuntut ilmu.
Sumber: Petikan dari buku Biografi Habib ‘ali al-Habsyi
Muallif Simtud Durar oleh Habib Novel (Naufal) bin Muhammad al-Aidarus dan Drs.
Abu ‘Abdillah al-Husaini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar